Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang majemuk atau heterogen. Bangsa kita mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya, agama, dan adat istiadat (tradisi). Semua itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Misalnya dalam upacara adat, rumah adat, baju adat, nyanyian dan tarian daerah, alat musik, dan makanan khas.
Suku bangsa merupakan kumpulan kerabat (keluarga) luas. Mereka percaya bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama. Mereka juga merasa sebagai satu golongan. Dalam kehidupan sehari-hari mereka mempunyai bahasa dan adat istiadat sendiri yang berasal dari nenek moyang mereka.
Dari mana asal nenek moyang bangsa Indonesia?
Pada awalnya, penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina Selatan, Provinsi Yunan sekarang. Suku bangsa Yunan datang ke Indonesia secara bergelombang. Ada dua gelombang terpenting:
- Gelombang pertama terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka yang pindah dalam periode ini kemudian dikenal sebagai rumpun bangsa Proto Melayu. Proto Melayu disebut juga Melayu Polynesia. Rumpun bangsa Proto Melayu tersebar dari Madagaskar hingga Pasifik Timur. Mereka bermukim di daerah pantai. Termasuk dalam bangsa Melayu Tua adalah suku bangsa Batak di Sumatera, Dayak di Kalimantan, dan Toraja di Sulawesi.
- Gelombang kedua terjadi sekitar 2000 tahun lalu, disebut Deutero Melayu. Mereka disebut penduduk Melayu Muda. Mereka mendesak Melayu Tua ke pedalaman Nusantara. Termasuk bangsa Melayu Muda adalah suku bangsa Jawa, Minang-kabau, Bali, Makassar, Bugis, dan Sunda.
Meskipun ada teori yang menyebutkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai nenek moyang yang sama, kenyataannya ada beraneka ragam suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah suku bangsa di Indonesia. Diperkirakan ada sekitar 370 suku bangsa (ada yang menyebut 300 sampai 500 suku bangsa) yang tinggal di Indonesia. Perbedaan jumlah ini dikarenakan perbedaan para ahli dalam mengelompokkan suku bangsa. Sedangkan keragaman suku bangsa di Indonesia antara lain disebabkan oleh:
- perbedaan ras asal,
- perbedaan lingkungan geografis,
- perbedaan latar belakang sejarah,
- perkembangan daerah,
- perbedaan agama atau kepercayaan, dan
- kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri.
Dari faktor-faktor di atas, faktor lingkungan geografis dan kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri sangat berpengaruh. Faktor lingkungan geografis yang menyebabkan keanekaragaman suku bangsa antara lain sebagai berikut.
- Negara kita berbentuk kepulauan. Penduduk yang tinggal di satu pulau terpisah dengan penduduk yang tinggal di pulau lain. Penduduk tiap pulau mengembangkan kebiasaan dan adat sendiri. Dalam waktu yang cukup lama akan berkembang menjadi kebudayaan yang berbeda.
- Perbedaan bentuk muka bumi, seperti daerah pantai, dataran rendah, dan pegunungan. Penduduk beradaptasi dengan kondisi geografis alamnya. Adaptasi itu dapat terwujud dalam bentuk perubahan tingkah laku maupun perubahan ciri fisik. Penduduk yang tinggal di daerah pegunungan misalnya, akan berkomunikasi dengan suara yang keras supaya dapat didengar tetangganya. Penduduk yang tinggal di daerah pantai atau di daerah perairan akan mengembangkan keahlian menangkap ikan, dan sebagainya. Perubahan keadaan alam dan proses adaptasi inilah yang menyebabkan adanya keanekaragaman suku bangsa di Indonesia.
Nama-nama Suku Bangsa di Indonesia
Besar kecilnya suku bangsa yang ada di Indonesia tidak merata. Suku bangsa yang jumlah anggotanya cukup besar, antara lain suku bangsa Jawa, Sunda, Madura, Melayu, Bugis, Makassar, Minangkabau, Bali, dan Batak. Biasanya suatu suku bangsa tinggal di wilayah tertentu dalam suatu provinsi di negara kita. Namun tidak selalu demikian. Orang Jawa, orang Batak, orang Bugis, dan orang Minang misalnya, banyak yang merantau ke wilayah lain. Lebih rinci suku-suku bangsa dan penyebarannya di 33 provinsi Indonesia seperti pada tabel berikut:
No
|
Provinsi
|
Suku Bangsa
|
1
|
NAD (Nanggroe Aceh Darussalam)
|
Aceh, Gayo, Tamiang, Simeuleu, Singkil, Kluet, Alas, Aneuk Jamee
|
2.
|
Sumatera Utara
|
Batak, Nias, Asahan, Melayu, Dairi
|
3
|
Sumatera Barat
|
Mentawai, Minangkabau, Akit, Kuala, Kubu, Talang Mamak
|
4
|
Sumatera Selatan
|
Ameng Sewang, Musi Banyuasin, Musi Sekayu, Ogan, Enim, Kayu Agung, Kikim, Komering, Lahat, Lematang, Lintang, Kisam, Palembang, Padamaran, Pegagan, Rambang Senuling, Lom, Mapur, Meranjat, Musi, Ranau, Rawas, Saling, Sekak, Semendo
|
5
|
Riau
|
Melayu, Anak Dalam, Riau
|
6
|
Kepulauan Riau
|
Laut, Lingga, Sakai, Melayu
|
7
|
Jambi
|
Jambi, Kerinci, Melayu
|
8
|
Bengkulu
|
Bengkulu, Rejang, Enggano, Lebong
|
9
|
Bangka Belitung
|
Melayu, Mapur
|
10
|
Lampung
|
Lampung, Pasemah
|
11
|
Banten
|
Sunda, Badui
|
12
|
DKI Jakarta
|
Betawi
|
13
|
Jawa Barat
|
Sunda
|
14
|
Jawa Tengah
|
Jawa, Samin
|
15
|
Jawa Timur
|
Jawa, Madura, Tengger, Bawean, Osing
|
16
|
DI Yogjakarta
|
Jawa
|
17
|
Kalimantan Barat
|
Melayu, Dayak, Babak, Badat, Barai, Bangau, Bukat, Entungau, Galik, Gun, Iban, Jangkang, Kalis, Kantuk, Kayan, Kayanan, Kede, Kendayan, Keramai, Klemantan, Pontianak, Pos, Punti, Randuk, Ribun, Sambas, Cempedek, Dalam, Darat, Darok, Desa, Kopak, Koyon, Lara, Senunang, Sisang, Sintang, Suhaid, Sungkung, Limbai, Maloh, Mayau, Mentebak, Menyangka, Sanggau, Sani, Seberuang, Sekajang, Selayang, Selimpat, Dusun, Embaloh, Empayuh, Engkarong, Ensanang, Menyanya, Merau, Mualang, Muara, Muduh, Muluk, Ngabang, Ngalampan, Ngamukit, Nganayat, Panu, Pengkedang, Pompang, Senangkan, Suruh, Tabuas, Taman, Tingui
|
18
|
Kalimantan Tengah
|
Melayu, Dayak, Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan
|
19
|
Kalimantan Selatan
|
Melayu, Banjar, Ngaju, Laut, Maamyan, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba, Dayak
|
20
|
Kalimantan Timur
|
Melayu, Kutai, Auheng, Abai, Baka, Bakung, Basap, Benuaq, Berau, Bem, Pasir, Penihing, Saq, Berusu, Bulungan, Busang, Dayak, Huang Tering, Jalan, Kayan, Kenyah, Merap, Punan, Seputan, Tahol, Tidung, Tingalan, Timai, Tunjung, Kulit, Long Gelat, Long Paka, Modang, Oheng, Touk, Tukung
|
21
|
Sulawesi Utara
|
Minahasa, Bantik, Bintauna, Bolaang Itang, Bolaang Mongondaw, Bolaang Uki, Borgo, Kaidipang, Mongondow, Polahi, Ponosakan, Ratahan, Sangir, Talaurd, Tombulu, Tonsawang, Tonsea, Tonteboran,Toulour
|
22
|
Sulawesi Tengah
|
Tomini, Toli-Toli, Bada, Bajau, Balaesang, Balantak, Banggai, Bungku, Buol, Dampelas, Dondo, Kahumamahon, Kailli, Muna, Tomia, Wakotobi, Wawonii, Kulawi
|
23
|
Sulawesi Tenggara
|
Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina, Butung, Muna, Bungku, Buton, Muna, Wolio
|
24
|
Sulawesi Selatan
|
Mandar, Bugis, Toraja, Sa’dan, Makassar
|
25
|
Sulawesi Barat
|
Mandar, Mamuju, Bugis, Mamasa
|
26
|
Gorontalo
|
Gorontalo
|
27
|
Bali
|
Bali, Bali Aga
|
28
|
NTB (Nusa Tenggara Barat)
|
Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan Sumbawa
|
29
|
NTT (Nusa Tenggara Timur)
|
Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung, Flores
|
30
|
Maluku
|
Ambon, Tobelo, Buru, Banda, Seram, Kei
|
31
|
Maluku Utara
|
Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, Bacan, Tidore
|
32
|
Papua Barat
|
Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, Sentani, Biak, fak-Fak
|
33
|
papua
|
Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar